Sobat Penurut, Apa itu Konflik Menurut Soerjono Soekanto?
Konflik merupakan suatu fenomena sosial yang kerap terjadi dalam kehidupan berkelompok. Dalam kajian sosiologi, konflik dipahami sebagai ketegangan atau ketidakseimbangan antara beberapa kelompok atau individu yang berbeda kepentingan. Konflik pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan yang saling bertabrakan dalam perebutan suatu sumber daya. Salah satu sosiolog yang banyak mengkaji tentang konflik adalah Soerjono Soekanto.
Who is Soerjono Soekanto?
Soerjono Soekanto (28 Mei 1913 – 9 Juli 1981) adalah seorang sosiolog yang lahir di Pati, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia. Lahir pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Soekanto dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap peradaban Barat. Pemikirannya banyak diinspirasi oleh tokoh sosialis dan Marxisme. Karya-karyanya banyak diakui dunia dan ia juga sempat menjadi dosen di Universitas Indonesia.
Konflik Menurut Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, konflik dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa bentuk konflik menurut Soekanto beserta penjelasannya.
1. Konflik Vertikal
Konflik jenis ini terjadi antara kelompok yang berbeda status sosial atau kedudukan, misalnya antara pekerja dan pengusaha, rakyat miskin dan elit, atau pihak yang satu dengan pihak yang lain dalam organisasi. Konflik ini cenderung lebih sulit untuk diatasi karena ketidaksetaraan kedudukan yang sangat jelas.
2. Konflik Horizontal
Konflik jenis ini terjadi antara kelompok yang sejajar atau memiliki status sosial yang sama. Contohnya adalah konflik antara dua organisasi mahasiswa, kelompok tani, atau kelompok perempuan dalam satu wilayah yang sama. Konflik jenis ini cenderung lebih mudah diatasi karena kedudukan yang setara.
3. Konflik Simbolik
Konflik jenis ini terjadi karena perbedaan simbolik atau makna yang diberikan pada suatu tindakan atau gejala. Contohnya adalah konflik antara kelompok agama A dan agama B yang terjadi karena perbedaan simbolik pada suatu perayaan keagamaan. Konflik ini cenderung sulit diatasi karena melibatkan kepercayaan dan makna yang sangat dalam.
4. Konflik Fungsional
Konflik jenis ini terjadi karena adanya perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh kelompok. Contohnya adalah konflik antara kelompok masyarakat pedesaan dengan kelompok pemilik pabrik terkait penggunaan air bersih. Konflik ini cenderung dapat diatasi dengan mencari solusi yang tepat bagi semua pihak.
5. Konflik Struktur
Konflik jenis ini terjadi karena perbedaan dalam struktur sosial seperti kelas sosial, hierarki kekuasaan, atau status ekonomi. Contohnya adalah konflik antara pekerja dan majikan terkait upah dan hak-hak buruh. Konflik ini cenderung sulit diatasi karena melibatkan perubahan dalam struktur sosial yang sudah mapan.
6. Konflik Etis
Konflik jenis ini terjadi karena perbedaan dalam pandangan atau nilai etis yang dimiliki oleh kelompok. Contohnya adalah konflik antara kelompok yang mendukung hak-hak LGBT dan kelompok yang menolak hak-hak tersebut. Konflik ini cenderung sulit diatasi karena melibatkan pandangan yang sangat berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan Bentuk Konflik Menurut Soerjono Soekanto
Kelebihan Konflik Menurut Soerjono Soekanto
1. Memperkuat identitas kelompok2. Menimbulkan persaingan yang sehat dalam perebutan sumber daya3. Membuat kelompok lebih kreatif dalam mencari solusi4. Melahirkan inovasi baru
Kekurangan Konflik Menurut Soerjono Soekanto
1. Menimbulkan ketegangan dalam hubungan antar kelompok2. Menimbulkan tindakan kekerasan dan kekerasan fisik3. Mengganggu stabilitas sosial4. Memperburuk kondisi ekonomi dan sosial
Tabel Bentuk Konflik Menurut Soerjono Soekanto
Bentuk Konflik | Penjelasan |
---|---|
Konflik Vertikal | Terjadi antara kelompok yang berbeda status sosial atau kedudukan |
Konflik Horizontal | Terjadi antara kelompok yang sejajar atau memiliki status sosial yang sama |
Konflik Simbolik | Terjadi karena perbedaan simbolik atau makna yang diberikan pada suatu tindakan atau gejala |
Konflik Fungsional | Terjadi karena adanya perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh kelompok |
Konflik Struktur | Terjadi karena perbedaan dalam struktur sosial seperti kelas sosial, hierarki kekuasaan, atau status ekonomi |
Konflik Etis | Terjadi karena perbedaan dalam pandangan atau nilai etis yang dimiliki oleh kelompok |
FAQ
Konflik menurut Soerjono Soekanto adalah ketegangan atau ketidakseimbangan antara beberapa kelompok atau individu yang berbeda kepentingan.
Penyelesaian konflik menurut Soerjono Soekanto dapat dilakukan dengan cara mencari solusi yang tepat bagi semua pihak yang terlibat.
Bentuk konflik menurut Soerjono Soekanto antara lain konflik vertikal, horizontal, simbolik, fungsional, struktur, dan etis.
4. Bagaimana cara mengatasi konflik vertikal?
Konflik vertikal dapat diatasi dengan mencoba memperbaiki ketidaksetaraan kedudukan antar kelompok.
Dampak positif dari konflik menurut Soerjono Soekanto antara lain memperkuat identitas kelompok dan melahirkan inovasi baru.
Dampak negatif dari konflik menurut Soerjono Soekanto antara lain menimbulkan tindakan kekerasan dan mengganggu stabilitas sosial.
Faktor pemicu konflik menurut Soerjono Soekanto antara lain perbedaan status sosial dan perbedaan simbolik atau makna.
Kesimpulan
Setiap kelompok atau individu dalam kehidupan berkelompok pasti akan menghadapi konflik. Konflik dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti konflik vertikal, horizontal, simbolik, fungsional, struktur, dan etis. Menurut Soerjono Soekanto, konflik dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan berkelompok. Oleh karena itu, penanganan konflik yang tepat dan bijaksana sangat penting untuk diimplementasikan agar tidak membahayakan stabilitas sosial. Sobat Penurut diharapkan dapat mengambil pelajaran dari artikel ini dan turut menciptakan kehidupan berkelompok yang harmonis dan damai.
Penutup
Setiap pandangan, pendapat, atau teori yang disajikan dalam artikel ini bukanlah pandangan, pendapat, atau teori yang dimiliki oleh pihak-pihak tertentu. Artikel ini dibuat semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Demikian penjelasan kami mengenai bentuk konflik menurut Soerjono Soekanto. Terima kasih telah membaca hingga tuntas.